"It's not your intelligence, but your attitude which are going to lift you in life."

TUGAS DISKUSI HUMAS 2

Pertanyaan

Anda sebagai humas sebuah perusahaan rokok yang sedang bermasalah. Masalah pertama, dengan pemerintah, ada rencana pemerintah untuk membatasi produk rokok, dan menaikkan cukai rokok dalam rangka meningkatkan pendapatan Negara. Sekaligus memperkecil dampak buruk rokok. Masalah kedua protes dari masyarakat sekitar karena permintaan mereka untuk direkrut sebagai tenaga kerja tidak mendapat respon dari perusahaan dan adanya dampak lingkungan.
Diskusikan melalui kelompok masing – masing :
1.    Kemukakan jawaban Anda berdasarkan kajian teori.
2.    Berikan jalan keluar untuk menyelesaikan 2 masalah di atas berdasarkan kewenangan Anda sebagai humas perusahaan.
3.    Kemukakan langkah – langkah sistematis dari kedua permasalahan perusahaan Anda di atas.
Tanggung Jawab Sosial dan Humas.
1.    Tanggung jawab Humas terhadap masyarakat dan lingkungan.
2.    Tanggung jawab Humas terhadap Pemerintah.

Jawaban

Humas harus melakukan pendekatan cara hubungn pemerintah (Government Relation), Government Relations merupakan suatu hubungan perusahaan dengan pemerintah pemerintah, yang erat hubungannya dengan lembaga legislatif, peraturan pemerintah dimana dalam hal ini, PR memerlukan keahliah khusus untuk mencapai hasil positif yang dapat di terima oleh publik melalui perencanaan pemerintahan. GR dapat bergerak dalam bidang-bidang seperti alokasi, kesehatan, pertahanan, energi, lingkungan, jasa keuangan, keamanan dalam negeri, kebijakan pajak, telekomunikasi dan transportasi.

Praktisi PR dalam hal ini bertugas untuk menjadi konsultan/memecahkan/menasihati pemerintahan dalam masalah-masalah tertentu :

GR ( Government Affair ), mendukung klien sebelum mengambil keputusan utama dalam pemerintahan sehari-hari. Memerlukan kerja yang simultan yang menyangkut 2 strategi utama :

1.    Offense – dalam hal ini, PR bertugas untuk ”move the desimal point” dimana PR harus membagi bagian fraksional dari suatu kegiatan pemerintah. Ini mungkin melibatkan penyusutan  jadwal yang lebih pendek dalam kode pajak atau memperluas definisi untuk menyertakan teknologi baru yang akan memenuhi syarat untuk dana pemerintah.

2.    Deffense – Bekerja dengan koalisi di sektor swasta dan pejabat pemerintah untuk memblokir peraturan pemerintah dari yang berdampak negatif neraca korporasi. Hal ini mungkin termasuk ketentuan-ketentuan dalam kesehatan, reformasi peraturan atau undang-undang iklim yang mempunyai efek negatif atau yang tidak seimbang pada korporasi.

Selain itu, Humas selanjutnya menerapkan strategi yang ditujukan kepada pelanggan seara langsung (adanya interaksi dengan pelanggan, klien dan prospek penjualan. Strategi itu yakni Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relation Manager) yang merupakan sebuah strategi diterapkan secara luas untuk mengelola perusahaan interaksi dengan pelanggan , klien dan prospek penjualan. Ini melibatkan penggunaan teknologi untuk mengatur, otomatis, dan sinkronisasi proses bisnis-terutama penjualan kegiatan, tetapi juga orang-orang untuk pemasaran , layanan pelanggan , dan dukungan teknis . Tujuan keseluruhan adalah untuk menemukan, menarik, dan menang klien baru, memelihara dan mempertahankan perusahaan yang telah memiliki, menarik klien mantan kembali ke flip, dan mengurangi biaya pemasaran dan pelayanan klien. Customer relationship management menggambarkan suatu perusahaan -strategi bisnis yang luas termasuk departemen-antarmuka pelanggan serta departemen lainnya.

Tiga fase di mana CRM mendukung hubungan antara bisnis dan pelanggannya adalah untuk:
1.    Memperoleh: CRM dapat membantu bisnis memperoleh pelanggan baru melalui manajemen kontak, menjual, dan pemenuhan.
2.    Meningkatkan: web-enabled CRM dikombinasikan dengan alat layanan pelanggan menawarkan layanan pelanggan dari tim penjualan dan layanan spesialis, yang menawarkan kenyamanan pelanggan-stop belanja satu.
3.    Mempertahankan: dan perangkat lunak database memungkinkan untuk usaha mengidentifikasi dan penghargaan dan pelanggan setia mengembangkan dan pemasaran bertarget hubungan inisiatif. Pemasaran CRM.

Lepas dari teori di atas, sebagai humas tentu mengetahui bahaya dari merokok karena dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi, dan penyakit lainnya. Itulah tulisan yang biasanya ada di bungkus rokok. Tapi entah kenapa tetap saja banyak orang yang merokok, bahkan jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun. Anak-anak pun menjadi seorang pecandu rokok yang cukup parah sejak dini. Rokok menjadi momok bagi pemerintah untuk diperangi karena bisa merusak generasi masa depan. Namun selain hal negatif tersebut ada juga beberapa kontribusi rokok pada negara ini. Selain itu, rokok membuat paru-paru kita penuh dengan asap hitam yang mematikan.

Pada tahun 2007 silam, pemerintah di provinsi DKI Jakarta mengeluarkan peraturan daerah (perda) DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2005 yang melarang merokok di tempat umum dengan sanksi yang cukup berat, yakni kurungan badan selama 6 bulan di penjara atau denda uang sebesar Rp. 50.000.000,- / lima puluh juta rupiah. Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah banyak warga masyarakat yang merupakan perokok aktif banyak yang merokok di tempat-tempat yang termasuk dalam kategori kawasan dilarang merokok. Walaupun sudah ada tempat khusus merokok bagi para perokok, terkadang masih banyak orang yang merokok seenaknya sendiri tanpa menghiraukan kenyamanan dan kesehatan orang lain. Penegakan hukum sanksi merokok di tempat umum harus ketat dan melibatkan partisipasi masyarakat dengan hadiah. Misal warga bisa merekam orang yang merokok di tempat umum untuk diadukan ke pihak yang berwajib dengan imbalan tertentu yang menggiurkan. Tentu saja hal ini akan membuat masyarakat shock therapy agar takut untuk merokok di kawasan umum. Namun hal ini belum tentu disukai banyak orang. Banyak oknum politisi yang suka merokok sembarangan di tempat umum sehingga pelaksanaan pemungutan denda tersebut bisa dihambat total.

Kemudian sebagai humas harus mengidentifikasi krisis, dimana krisis merupakan situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal seperti berikut :
1.    Intensitas permasalahan akan bertambah.
2.    Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari mulut ke mulut.
3.    Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
4.    Masalah menganggu nama baik perusahaan.
5.    Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan perusahaan secara keseluruhan.
6.    Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik.
7.    Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.
Adapun level perkembangan krisis menurut pendapat Steven Fink (1986) dapat dikategorikan kedalam empat level perkembangan, yakni :
1). masa prekrisis (predromal crisis stage)
2). masa krisis akut (acute crisis stage)
3). masa krisis kronis (chronic crisis stage)
4). masa resolusi krisis (crisis resolution stage)

Masa pre-krisis

Suatu krisis yang besar biasanya telah didahului oleh suatu pertanda bahwa bakal ada krisis yang terjadi. Masa terjadinya atau munculnya pertanda ini disebut masa pre-krisis.
Masa Krisis Akut (Acute stage).
Bila pre-krisis tidak dideteksi dan tidak diambil tindakan yang sesuai maka masa yang paling ditakuti akan terjadi.

Masa kronis krisis.

Masa ini adalah masa pembersihan akibat dari krisis akut. Masa ini adalah masa ‘recovery’, masa mengintrospeksi kenapa krisis sampai terjadi. Masa ini bagi mereka yang gagal total menangani krisis adalah masa kegoncangan manajemen atau masa kebangkrutan perusahaan. Bagi mereka yang bisa menangani krisis dengan baik ini adalah masa yang menenangkan.
Masa kronis berlangsung panjang, tergantung pada jenis krisis. Masa kronis adalah masa pengembalian kepercayaan publik terhadap perusahaan.

Masa kesembuhan dari krisis.
Masa ini adalah masa perusahaan sehat kembali seperti keadaan sediakala. Pada fase ini perusahaan akan semakin sadar bahwa krisis dapat terjadi sewaktu-waktu dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
Dan langkah selanjutnya melakukan analisis untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan, memberikan keputusan dengan informasi yang lengkap dan teknik, baik sikap ataupun moral.

Disini sebagai humas memiliki tugas yang terbagi menjadi 2, yakni tugas dengan pemerintah dan dengan masyarakat.

Tugas dengan pemerintah

1.    Meyakinkan pemerintah agar produk perusahaannya  tetap berproduksi dan tidak dibatasi
2.    Memberikan laporan tentang bahan bahan yang terkandung dalam rokok
3.    Meminimalisir bahan bahan yang berbahaya di dalam rokok
4.    Tetap mendukung rencana awal pemerintah dalam membatasi produk rokok dan menaikan cukai ( menaikan harga rokok , membuat kemasan lebih seram )
5.    Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya rokok

Tugas dengan masyarakat

1.    Memberikan pengertian kepada masyarakat mengenai kondisi perusahaan yang kurang baik / krisis
2.    Perusahaan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain, seperti perusahaan korek api
3.    Melakukan kebijakan – kebijakan perusahan sebagai berikut :

•    Melakukan penurunan masa kerja / pensiun
•    Pemotongan gaji karyawan sampai waktu yang tidak ditentukan
•    Memberikan pilihan yang sulit  kepada karyawan
•    Mempertegas peraturan bagi yang melanggar

MATERIALISME KARL MARX

Materialisme adalah paham ajaran yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas yang spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, epistimologi atau penjelasan historis. Ada beberapa macam materialisme, yaitu materialisme biologis, materialisme parsial, materialisme antropologis, materialisme dialektis, dan materialisme historis.

Karl Marx (1818-1883) merupakan tokoh utama yang mengaitkan filsafat dengan ekonomi. Dalam pandangannya, filsafat tidak boleh statis, tetapi harus aktif membuat perubahan-perubahan karena yang terpenting adalah perbuatan dan materi, bukan ide-ide (hal ini berbeda dengan Hegel). Manusia selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan yang melahirkan sejarah. Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, yang beraktivitas, terlibat dalam suatu proses produksi. Hakikat manusia adalah kerja (homo laborans, homo faber). Jadi, ada kaitan yang erat antara filsafat, sejarah dan masyarakat.

Menurut Marx sejarah umat manusia sejak zaman primitif dibentuk oleh faktor-faktor kebendaaan. Awal sejarah manusia dimulai dengan adanya pemilikan pribadi yang kemudian menimbulkan pertarungan memperebutkan materi atau kekayaan ekonomi. Materi atau bendalah yang menjadi faktor konstitutif proses sosial politik historis kemanusiaan. Marx menyangkal argumen Hegel maupun Weber yang melihat faktor non-bendawi, roh, dan gagasan berpengaruh dan menentukan sejarah. Inilah paham materialisme sejarah Marx.

Untuk memahami materialisme sejarah, kita juga perlu memahami bagaimana paham materialisme Marx. Materialisme adalah faham serba benda. Bertitik tolak dari asumsi itu, Marx meyakini bahwa tahap-tahap perkembangan sejarah ditentukan oleh keberadaan material. Bentuk dan kekuatan produksi meterial tidak saja menentukan proses perkembangan dan hubungan-hubungan sosial manusia, serta formasi politik, tetapi juga pembagian kelas-kelas sosial. Marx berpendapat bahwa hubungan-hubungan sosial sangat erat kaitannya dengan kekuatan-kekuatan produksi baru manusia akan mengubah bentuk-bentuk atau cara produksi mereka.

Jadi, materi baik dalam bentuk modal kekuatan-kekuatan maupun alat-alat produksi merupakan basis sedangkan kehidupan sosial, politik, filsafat, agama, seni, dan negara merupakan suprastruktur.

Kata materialisme yang digunakan Marx bukanlah dalam arti filosofis sebagai kepercayaan bahwa hakekat seluruh realitas adalah materi, melainkan ia ingin menunjukan pada faktor-fakor yang menentukan sejarah yang terdapat dalam produksi kebutuhan manusia. Seperti dalam penjelasan sebelumnnya faktor-faktor ini mengacu pada keadaan manusia.

Istilah sejarah mengacu pada Hegel sebagai proses dialektis diterima Marx. Akan tetapi terdapat perbedaan pengertian. Sejarah dalam pengertian Marx adalah perjuangan kelas-kelas untuk mewujudkan kebebasan, bukan perihal perwujudan diri Roh, bukan pula tesis–anti tesis Roh Subjektif –Roh Objektif melainkan menyangkut kontradiksi-kontradiksi hidup dalam masyarakat terutama dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Jadi untuk memahami manusia dan perubahannya tidak perlu memperhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia melainkan melihat segala hal yang berkaitan dengan produksi.

Begitu pula dengan kesadaran dan cita-cita manusia ditentukan oleh keadaannya dalam masyarakat dalam hal ini kedudukannya dalam kelas sosial. Sebagai contoh kaum buruh ( kelas proletar). Ketiadaan atas kepemilikan alat-alat produksi membuat buruh secara historis terpaksa tidak punya banyak pilihan bertindak. Tujuan dan kegiatan historisnya telah digariskan dalam keadaan hidupnya yang “bergantung” dari kemauan kelas pemilik alat-alat-produksi. Karena keadaan ini, cara produksi menentukan cara manusia berpikir. Dalam hal ini, cara berpikir buruh karena bergantung pada kelas atas adalah bagaimana untuk dapat bertahan hidup ( survive ). Sedangkan pada kelas atasnya adalah untuk menguasai sebanyak-banyak alat produksi. Dari hal tersebut dapat ditarik beberapa hal. Pertama, cara berproduksi menentukan adanya kelas-kelas sosial. Kedua, keanggotaan dalam kelas sosial menentukan kepentingan orang. Ketiga, kepentingan menentukan apa yang dicita-citakan, apa yang dianggap baik-buruk.

Jika keadaan menentukan cita-cita dan kesadaran, maka bagi Marx, hidup rohani, agama, moralitas, nilai-nilai budaya , dll. bersifat sekunder . Hal-hal tersebut bersifat primer karena hanya mengungkapkan keadaan primer, struktur kelas masyrakat dan pola produksi. Jika kita mengharapkan perubahan dalam masyarakat maka yang diperlukan adalah perubahan dalam cara produksi. Perihal hubungan lingkup kehidupan manusia ini dapat dibayangkan sebuah bangunan yang terdiri dari basis dan bangunan atas.

Materialisme historis dipahami sebagai perluasan prinsip­-prinsip materialisme dialektik pada anahsis mengenai kehidupan masyarakat, atau pengeterapan prinsip-prinsip materialisme dialektik pada gejala kehidupan masyarakat. Bertolak dari proposisi bahwa yang terpenting dari filsafat adalah bukan hanya bongkar pasang makna tentang dunia namun bagaimana merubah kenyataan dunia, Karl Marx meneruskan konsistensi pemikirannya pada kasus hukum dialektika sejarah dalam masyarakat manusia. Dalam materialisme historis, Marx menjabarkan secara ilmiah mata rantai kelahiran, perkembangan dan kehancuran sistem masyarakat beserta kelas-kelas sosial dalam suatu kurun sejarah.


PENGARUH PEMIKIRAN HEGEL


Hegel adalah seorang idealis yang berpendapat bahwa pikiran adalah landasan segala apa yang maujud. Selain itu, Hegel juga seorang dualis yang berpendapat tentang adanya dua unsur yang sepenuhnya berbeda, yaitu unsur spiritual dan material, yang terhimpun dalam satu ruh atau pikiran yang dipandang sebagai kekuatan tertinggi yang menggerakkan segala sesuatu. Pikiran atau ruh itu disebut dengan akal mutlak[4].

Untuk membuktikan teorinya ini Hegel mempergunakan polemik. Lewat cara ini ia berpendapat bahwa akal manusia selalu bergerak ke depan untuk mencapai ilmu mutlak. Teori mencapai puncaknya dalam abstraksi. Idealismenya yang berlebih-lebihan ini membangkitkan kecaman dari kaum materialis setelahnya dan mereka mengkritik pendapatnya bahwa sejarah adalah keterbukaan akal kosmis mutlak dan perluasannya dalam waktu.

Menurut kaum materialis, interpretasi Hegel atas sejarah merupakan interpretasi materialistis murni. Dengan demikian, pendapatnya terperosok pada lawan pendapatnya dan dengan itu ia terjatuh dalam sikap berlebih-lebihanan yang tidak logis. Seperti terbukti, filsafat sejarah Hegel begitu terpengaruh oleh ajaran-ajaran agama Masehi. Sehingga bisa dikatakan bahwa konsepsinya tentang semangat universal yang terpersonifikasikan dalam zaman historis diilhami makna-makna simbolis agama Masehi. Sebab apabila al-Masih adalah semangat agama Masehi yang terpersonifikasikan dalam ruang dan waktu, demikian halnya realitas semangat menurut Hegel juga berpakaiankan waktu. Malah struktur umum konsepsinya tentang sejarah hampir seiring dengan konsepsi-konsepsi Saint Augustine, apabila aspek dogmatis konsepsi-konsepsi Saint Augustine kita buang dan konsepsi-konsepsi keagamaan yang ada dalam metodenya kita rumuskan kembali dan kita ubah menjadi kategori-kategori rasional. Memang, konsepsi Hegel tentang agama Masehi bertentangan dengan konsepsinya tentang teologi tradisional. Namun ini tidak menghalangi adanya kesamaan seperti dikemukakan di atas.

Sebab kejatuhan tidak lain adalah kesadaran manusia akan dirinya sendiri sebagai manusia dan kejahatan adalah tetap terpisahnya manusia dari Tuhan. Sedang masuknya berbagai penderitaan dalam sejarah adalah sarana untuk merealisasikan kesatuan manusia dengan Tuhan.

Menurut Hegel, ide kebebasan merupakan kunci hakiki dari sejarah. Sebab kebebasan adalah substansi akal budi dan akal budilah yang mengendalikan alam. Sedang perjalanan sejarah dalam filsafatnya adalah semacam kemajuan dialektis di mana berlangsung penghancuran dan pembangunan kembali, untuk merealisasikan perubahan ke arah yang lebih baik. Sementara kejeniusan atau semangat bangsa - yang tertampilkan dalam diri individu-individu tapi mandiri dari kehendak dan maksud mereka - adalah pencipta sebenarnya kebudayaan. Sedangkan sejarah, dalam filsafat Hegel, adalah arena di mana muncul berbagai bangsa untuk mengungkapkan semangat universal, tapi hanya para pahlawan dan jenius saja yang mampu memahami substansi semangat itu.

Idealisme Hegel bertemu dengan idealisme para pemikir sezamannya. Misalnya saja Karl Marx dan Friedrich Engels mengemukakan. suatu interpretasi ekonomis atas sejarah dengan mendayagunakan aliran dialektis Hegel, meski pada saat yang sama keduanya mengecam keras Hegel. Jadi, apabila Marxisme menentang idealisme Hegel, di pihak lain Marxisme mengambil metode dialektis Hegel sebagai landasan materialisme dan meletakkan metode itu, seperti dikatakan dua pengasas aliran Marxis itu, di bawah telapak kaki keduanya setelah sebelumnya berdiri tegak di atas kepalanya. Dengan demikian, di tangan kedua pemikir itu, idealisme pun berubah menjadi materialisme murni dan penyingkapan riil tentang perjalan semangat dalam sejarah pun, seperti dinyatakan Hegel, berubah menjadi upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu keasingannya dari dirinya sendiri, yakni keasingan yang timbul dari berkuasanya sistem-sistem sosial, ekonomis, dan politik tertentu.


Sumber :

Hadiwijono, Harun Dr. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. 1980. Yogyakarta : Kanisius
Hardiman, F. Budi, Filsafat Barat Modern, Jakarta : Gramedia, 2004
http://filsafat.kompasiana.com (Mengenal Kalr Marx, diakses 15 januari 2011)
http://sejarahunj.blogspot.com/2010/05/materialisme-historis-1818-1883-pada.html

 
In January 2011, I and My family visited the places to eat in Bandar Djakarta, Ancol, Jakarta. Bandar Djakarta is one restaurant that provides a variety of seafood (seafood) is unique. Comfortable place, the taste of food and at a reasonable price made it an excellent culinary destination at Carnaval Beach, Ancol Taman Impian tourist area, North Jakarta. Visitors crowded to visit are proof that Bandar Djakarta has the privilege to its visitors since its inception in December 2001.
 


This restaurant became one culinary destination in Carnaval Beach, Ancol Taman Impian tourist area, North Jakarta. In addition to a convenient place, the taste of food and reasonable prices make this restaurant a choice when visiting Ancol. Before starting a meal, first you choose seafood that will be eaten like fish, shrimp, squid, scallops, lobster or a shark. All marine fish served comes from the Fish Market Bandar Jakarta

Seafood that my message is the giant freshwater prawn, crab, squid and green mussels. It feels very good. My tongue is feeling like no longer enough to taste it.
 




For the price, you do not need to worry. The food is still affordable for a seafood meal in Bandar Djakarta. If you want to visit Bandar Djakarta restaurant on weekends, you should register first to avoid running out of places to sit.

INDONESIA JAYA CROCODILE PARK (IJCP)

 
Crocodile Park is a crocodile breeding complex located in Serang, Cikarang, Bekasi. We could go through the toll gate West Cikarang (Lippo Cikarang) into the right direction, toward Jonggol, Bogor. Captive breeding of crocodiles is known as Indonesia Jaya Crocodile Park (IJCP) or the Crocodile Park Cikarang. The number of alligators that be cared approximately 500 crocodiles, Crocodile Park Cikarang is one of the largest captive breeding in Asia and even the world.
 
 
 

Aside from being a captive crocodiles, Indonesia Jaya Crocodile Park (IJCP) as well as alternative recreational facilities, as it provides a place for recreation. There is a playground for children, facilities for leisure, entertainment stage and even on certain days of man and crocodile shows are held.

Indonesia Jaya Crocodile Park (IJCP) is not so big. There is no guide to get there. If your friends from Jakarta, go to Cikampek toll, and exit at West Cikarang toll gate. Turn right toward Trade Agreement, which is located around 11 km. On the right road position.
 


Entrance Indonesia Jaya Crocodile Park (IJCP) is Rp 12,000, - for adults, Rp 6,000 for children. For children less than 3 years old, was made free by guards ticket.

If you've ever visited a reptile museum in TMII, or Zoo, the crocodiles in IJCP this collection will leave you stunned, approximately 500 in number of tail. Crocodiles on view at close range. Partitioned by a fence about 1.5 meters tall with a distance of 1 meter from the cage.

The crocodiles are the animal quiet. They stand motionless in tens of minutes. So, until the cage first, we had thought the crocodile in the park is a statue. Most of his collection is the Crocodile Sumatra. There was also an Albino crocodile, Crocodile Tank, Crocodile Estuary, Irian Crocodile, etc...

Indonesia Jaya Crocodile Park is an asset for tourism in terms of Bekasi. Many things can be removed from this place, like the development of crocodile skin productivity gained from captivity, where rescue crocodile species in the wild has begun to shrink the object other than tourism. Hopefully Indonesia Jaya Crocodile Park was able to get better attention from relevant agencies and interested people can visit this tourist attraction is not necessarily exist in other attractions.

ENVIRONMENT DIMENSION (Presentation)

The Tourism-Environment Connection


Tourism is often the cause of environment degradation; a particular destination suffers because too many tourists use it. Residents may feel that tourists do not really care about the environment; they may feel that tourists simply come to use it, abuse it, and then move on.

On the other hand, tourism does not have to be destructive. It can be argued that tourism is a positive environmental force since it fosters the preservation of wildlands and wildlife, or historic buildings and structures. Communities can grow and prosper through tourism attractions such as nature areas or historic buildings. City centers, too, can become attractions hen environmental feature are saved for future generations to enjoy.

Environmental Impacts


Environmental impacts are usually measured by degree. To the extent that tourism generates revenue to develop better roads and sewer systems, it is positive. But to the extent that tourism causes roads to fall into disrepair, or strains the waste management system beyond capacity and threatens public health, tourism is negative.

National parks and preserves attract tourists who spend money in the surrounding communities. Here, the effects of tourism are indirect. Animals do not heed park and preserves boundaries, nor do poachers. Originally, the lands for parks or preserves deprive residents of desperately needed resources. This creates a conflict between the tourists, managingagencies, and residents-a conflict which can be destructive and even life threatening.

In most third world countries, tourism is not the primary cause of the environmental degradation. Rather, the ecological balance is strained by the activities of poachers and by the legitimate, survival needs of residents. Conservation of resources may have been the initial reason a park was established. Over time, however, tourist expenditures become important to the government and to te surrounding communities. A classic dilemma ensues between the residents who need the resources within the park to survive and the need of the government to preserve the resources of the park to continue to attract tourists. 
The most significant positive effects related to tourism occur when local citizens are better able to care for their own community and environment. In urban areas around the world, much of the preservation of historical inner cities, waterfronts, and buildings lies in their values as tourist attractions. For example, most of the ancient dwellings in Beijing, China were systematically destroyed to make room for high-rise housing. Now, rehabilitation and conservation techniques are being used to preserve selected old city dwellings-in part, because of their tourism value.
Environmental Quality and Tourism

Most people consider an environment is in “top notch” condition when the biological elements-such as plants and animals-are healthy and the water and air are clean and unpolluted. Clearly, there are two levels of analysis: the perceptual and the technical. Perceptually, an environment may look clean and healthy, but when measured technologically, this may not be the case at all.

While tourism sometimes causes environmental problems, other industries can and do damage the environment-and tourism-in the process. The complex inter-relationship between tourism and the environment involves many who are not directly involved in tourism. Other major influences on the environment include industry, regulatory agencies, and the citizenry. The actions of these diverse groups can affect the quality and appearance of the environment and, in turn, influence the decisions of tourists. Tourists will stay away from a destination when it is contaminated or despoiled.


TOURISM'S THREE MAIN IMPACT AREAS

Negative impacts from tourism occur when the level of visitor use is greater than the environment's ability to cope with this use within the acceptable limits of change. Uncontrolled conventional tourism poses potential threats to many natural areas around the world. It can put enormous pressure on an area and lead to impacts such as soil erosion, increased pollution, discharges into the sea, natural habitat loss, increased pressure on endangered species and heightened vulnerability to forest fires. It often puts a strain on water resources, and it can force local populations to compete for the use of critical resources. 

DEPLETION OF NATURAL RESOURCES

Tourism development can put pressure on natural resources when it increases consumption in areas where resources are already scarce.

Water resources

Water, and especially fresh water, is one of the most critical natural resources. The tourism industry generally overuses water resources for hotels, swimming pools, golf courses and personal use of water by tourists. This can result in water shortages and degradation of water supplies, as well as generating a greater volume of waste water..

Local resources

Tourism can create great pressure on local resources like energy, food, and other raw materials that may already be in short supply. Greater extraction and transport of these resources exacerbates the physical impacts associated with their exploitation. Because of the seasonal character of the industry, many destinations have ten times more inhabitants in the high season as in the low season. A high demand is placed upon these resources to meet the high expectations tourists often have (proper heating, hot water, etc.).

Land degradation

Important land resources include minerals, fossil fuels, fertile soil, forests, wetland and wildlife. Increased construction of tourism and recreational facilities has increased the pressure on these resources and on scenic landscapes. Direct impact on natural resources, both renewable and nonrenewable, in the provision of tourist facilities can be caused by the use of land for accommodation and other infrastructure provision, and the use of building materials.


POLLUTION

Tourism can cause the same forms of pollution as any other industry: air emissions, noise, solid waste and littering, releases of sewage, oil and chemicals, even architectural/visual pollution.

Air pollution and noise

Transport by air, road, and rail is continuously increasing in response to the rising numbe reported that the number of international air passengers worldwide rose from 88 million in 1972 to 344 million in 1994. One consequence of this increase in air transport is that tourism now accounts for more than 60% of air travel and is therefore responsible for an important share of air emissions. One study estimated that a single transatlantic return flight emits almost half the CO2 emissions produced by all other sources (lighting, heating, car use, etc.) consumed by an average person yearly. (Mayer Hillman, Town & Country Planning magazine, September 1996. Source: MFOE ).


Solid waste and littering

In areas with high concentrations of tourist activities and appealing natural attractions, waste disposal is a serious problem and improper disposal can be a major despoiler of the natural environment - rivers, scenic areas, and roadsides. For example, cruise ships in the Caribbean are estimated to produce more than 70,000 tons of waste each year. Today some cruise lines are actively working to reduce waste-related impacts. Solid waste and littering can degrade the physical appearance of the water and shoreline and cause the death of marine animals.
Sewage

Construction of hotels, recreation and other facilities often leads to increased sewage pollution. Wastewater has polluted seas and lakes surrounding tourist attractions, damaging the flora and fauna. Sewage runoff causes serious damage to coral reefs because it stimulates the growth of algae, which cover the filter-feeding corals, hindering their ability to survive. Changes in salinity and siltation can have wide-ranging impacts on coastal environments. And sewage pollution can threaten the health of humans and animals.

Aesthetic Pollution

Often tourism fails to integrate its structures with the natural features and indigenous architectural of the destination. Large, dominating resorts of disparate design can look out of place in any natural environment and may clash with the indigenous structural design.


Physical impacts of tourism development

•    Construction activities and infrastructure development

The development of tourism facilities such as accommodation, water supplies, restaurants and recreation facilities can involve sand mining, beach and sand dune erosion, soil erosion and extensive paving. In addition, road and airport construction can lead to land degradation and loss of wildlife habitats and deterioration of scenery.
In Yosemite National Park (US), for instance, the number of roads and facilities have been increased to keep pace with the growing visitor numbers and to supply amenities, infrastructure and parking lots for all these tourists. These actions have caused habitat loss in the park and are accompanied by various forms of pollution including air pollution from automobile emissions; the Sierra Club has reported "smog so thick that Yosemite Valley could not be seen from airplanes". This occasional smog is harmful to all species and vegetation inside the Park. (Source: Trade and Environment Database)

•    Deforestation and intensified or unsustainable use of land

Construction of ski resort accommodation and facilities frequently requires clearing forested land. Coastal wetlands are often drained and filled due to lack of more suitable sites for construction of tourism facilities and infrastructure. These activities can cause severe disturbance and erosion of the local ecosystem, even destruction in the long term.

•  Marina development Development of marinas and breakwaters can cause changes in currents and coastlines. Furthermore, extraction of building materials such as sand affects coral reefs, mangroves, and hinterland forests, leading to erosion and destruction of habitats. In the Philippines and the Maldives, dynamiting and mining of coral for resort building materials has damaged fragile coral reefs and depleted the fisheries that sustain local people and attract tourists.

Overbuilding and extensive paving of shorelines can result in destruction of habitats and disruption of land-sea connections (such as sea-turtle nesting spots). Coral reefs are especially fragile marine ecosystems and are suffering worldwide from reef-based tourism developments. Evidence suggests a variety of impacts to coral result from shoreline development, increased sediments in the water, trampling by tourists and divers, ship groundings, pollution from sewage, overfishing, and fishing with poisons and explosives that destroy coral habitat.


Source :

http://www.gdrc.org/uem/eco-tour/envi/one.html

Titihan Samirono (Aeromovel Indonesia) is a train that runs with wind power (Java: samirana), floated on the overpass as high as 6 meters from the ground with a speed of 15-20 km / h, even though these vehicles could travel at speeds up to 60 km / hour. Speed ​​of 15-20 km / hour is ideal given the long track speed of approximately 3.2 km at the same time allowing the passengers have more time to look at the panorama of the Taman Mini is more comfortable and safer.


 

Titihan Samirono is a mass transport system is the result of technological development aeromovel found in Brazil and was designed by Oscar Coster from Brazil. One uniqueness of this system is the utilization of push-air suction as a driver.

Train overpass was designed as a lightweight vehicle because in it there is no engine, so that free air and noise pollution. Titihan Samirono is an alternative transportation service serving cheap, fast, and secure to be one model for the development of mass transportation in the future.
 

Route

Titihan Samirono the path along the 3.2 km. This train only stops at stations that have been determined. Aeromovel Train stations are: 
 
  1. Station Aeromovel Crocodile Park (near Railway Station Mini, Land Theatre side Track)
  2. Taman Nusa Aeromovel Station (lakeside Thumbnail Arsipel Indonesia, North Sumatra front Pavilion);
  3.  Aeromovel Station (near Taman Ria Atmaja Music Stage, in front of Pavilion Maluku);
  4. Aeromovel Station Bird Park (near Sky Lift Station and Demonstration Center of Science and Technology, before Bird Park);
  5. Station Transport Museum (near the Transport Museum and the Museum Park and Reptile Park, Southeast Sulawesi front Pavilion); and 
  6. Station Taman Bunga Keong Emas (near Taman Bunga Keong Emas, Taman lake front Freshwater Aquarium, Arya Vihara Arama Dwipa and Hindu Dharma Pura Agung Upgrading Kertabhumi).

HANGING RAIL ANCOL GONDOLA



Hanging rail Ancol Gondola was founded in 2003. Cable car is a hanging rail running cables. Line cable car is generally a straight line and can only turn on a small angle between the stations. This gondola rides largest and most comprehensive air tour which is located in Ancol Dreamland-NORTH JAKARTA. Only by paying 25.000: Monday till Friday and Rp.35000 for weekends and national holidays you already can feel the sensation of being at an altitude of approximately 25 metermembelah tourist areas along the coast as well Ancol Ancol.

 

We have available 37 units that are ready to take your gondola for around Ancol from the air with the distance 2.4 kilometers. While in the air you can see the atmosphere that occurs in all existing vehicle.

Gondola is also appropriate for those who want to go to another vehicle without feeling exhausted. To facilitate visitors, the gondola provides 2 pieces of the station, easily accessible, ie at the Beach Festival and the Theatre Car. The time needed to travel as far as 2.4 kilometers undergo sufficient to within + 20 minutes.

THE KEONG EMAS IMAX THEATER




The Keong Emas Imax Theater in the form of a giant snail, is a special film screenings and performances with advanced technology, founded on the initiative of Mother Tien Soeharto, and started operating on April 20, 1984.

The Keong Emas Imax Theater has its advantages and its own advantages compared to other conventional theaters. since from the time of its establishment, this theater has been using modern technology in the form of Modern Projector Imax film format with 70 min. This technology is known by the name Imax DMR technology. In addition, the theater golden snails have also used a fairly sophisticated sound technology, the Sonic Sound System. Not only that, this theater also has a giant movie screen measuring approximately 21.5 x 29.3 square meters. In addition to offering sophisticated film technology, this theater also has a building with a capacity large enough, ie 920 seats for economy class and 36 for VIP seating / balcony.

The Keong Emas Imax Theater has become one of the most popular attractions where lots of tourists, domestic and foreign, young and adult, especially groups of children visit. Besides the large dimension of the screen, the theater also has another feature that makes it attractive: the films are displayed in three dimensions (3D). The subjects of the movies on display are mainly "Beautiful Indonesia" related to its culture and art, as well as its environment and the places around Indonesia. All in all, the main purpose of the movies is to highlight Indonesia's beauty on the big screen and attract tourism. This location is open from 11.00 am - 5.00 pm.

TOURISM HOT WATER CIATER


Tourism Hot Water Ciater, for the people of Indonesia, what else West Java and other areas in this archipelago, already know him. Because of these attractions, in addition to serve as a means of family recreation, tourism Ciater hot water can also be used for health. Ciater is a village in the district Ciater, Subang, West Java, Indonesia.





In the village located Ciater sights of natural hot spring. There is a myth that has always believed that the sulfur water can cure skin diseases, due to a number of abortions. The myth that there is truth. According to various studies, in sulfur water from the volcano crater, containing substances such as nitrogen (N), phosphorus (P), potassium (K), calcium (Ca), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al), manganese (Mn), copper (Cu), zinc (S) and sulfur (S). These chemical substances, has been medically proven it can eliminate various skin diseases.



Water temperature sulfur good for the skin, supposedly should be in the range of 45 degrees celsius, according to its original temperature. And what about the water temperature sulfur lukewarm? I do not know whether it was effective or not nourish the skin. Clearly, if the temperature is lukewarm, especially if the drop just warmth, certainly less enjoyable for soaking.



Facilities:

1. Bungalow,
2. Hotels,
3. Villa,
4. Facilities games children to adults,
5. Sports facilities,
6. Arum rapids,
7. Out bond,
8. Means shopping
9. Mosque.
10. Facilities at the resort Sari Ater Hot Spring Resort have 103 rooms and bungalows with various types, complete with office facilities.
11. Adventure sports facilities and tennis court, basketball, volleyball, mini put & golf, children's rides, tea walk, paint ball games, go-kart off road, etc...
12. Recreational Facilities swimming hot water soak, paddle boats, camping, fishing pond, picnic area ceramics, etc...
13. Restaurant and bar facilities
14. Conference & banquet facilities


All the facilities are complete in the area of ​​70 ha. With all the ease and comfort presented.

"Learning without thought is useless, while thinking without learning is dangerous".