Kata logika bagi kita tidak asing lagi di telinga kita, ada yang menyebutnya berpikir logis, perhitungan logis, maupun keadaan logis. Semuanya itu memang ada kaitannya, tetapi dalam hal ini logika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Dalam perkembangannya, logika sebagai salah satu cabang dari filsafat berkembang membentuk sebuah ilmu, yang dikenal ilmu logika. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Namun, apa yang menjadi titik pusat logika itu sendiri? Sebelum memasuki bahasan mengenai hal itu ada baiknya untuk mengenal dasar logika. Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif:
1. Setiap mamalia punya sebuah jantung
2. Semua kuda adalah mamalia
Jadi, setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Contoh argumen induktif:
1. Kuda Sumba punya sebuah jantung
2. Kuda Australia punya sebuah jantung
3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
5. ...
Jadi, setiap kuda punya sebuah jantung
Dari kedua dasar penalaran logika itu, ternyata di dalamnya ada sebuah konsep metodis yang membawa pikiran manusia ke dalam hubungan yang logis, akni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Inilah yang dinamakan titik pusat logika atau inti dari logika. Yang menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya.
Adapun kegunaan dari logika itu sendiri, diantaranya :
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika