Logika dan Bahasa, mempunyai hubungan yang mendalam. Saling terkait satu sama lain. Karena tanpa bahasa kita tidak memiliki alat untuk menyampaikan logika kita kepada orang lain. Akan tetapi, kita akan membahas sedikit keterhubungan logika dengan bahasa.
Sebagai contoh,
1. Pelari berlari di lapangan yang luas di sekitar Bekasi.
2. Apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Ya, aku belum mengerjakan PR. atau Tidak, aku sudah mengerjakan PR.
Dalam kalimat 1 terdapat sesuatu hal yang ganda atau disebut dengan ambigu, karena terdapat dua hal yang muncul bersamaan, di lapangan yang luas atau di sekitar Bekasi. Hal demikian sangat rancu dalam pemahaman. Agar tak menimbulkan kerancuan, sebaiknya kita menghilangkan salah satu hal menjadi Pelari berlari di lapangan yang luas.
Dalam kalimat 2 juga terdapat hal yang rancu, tetapi bentuknya tidak sama pada kalimat 1. Pada kalimat 2, hal yang rancu tersebut pada penggunaan kalimat positif dan kalimat negatif. Apabila kita berkata dalam jawaban menggunakan kalimat positif seperti "Ya", maka harus diikuti kalimat positif bukan kalimat negatif. Sedangkan jika menggunakan "Tidak", maka harus diikuti kalimat negatif juga bukan kalimat positif.
Demikian keterkaitan logika dengan bahasa sangatlah penting untuk dipahami jangan sampai dalam berkata maupun dalam membuat kalimat mengindahkan logika.